Mendampingi kelompok dalam melakukan kegiatan kagiatan yang dapat memajukan kelompok dalam hal nilai - nilai kebersamaan dan memperkuat Modal kelompok serta kerapihan administrasi merupakan tugas dan tanggung jawab seorang PO .
Namun dari pada itu dalam pendampingan penyelesaian masalah kelompok sering seorang PO terjebak dalam suatu tugas yang memaksakan suatu kondisi yang sangat dilematis, yaitu harus menjadi seorang KOLEKTOR ataupun yg lebih keras lagi sebagai DEPKOLEKTOR dimana tugas menagih ini harus disertai dengan tindakan “Keras’ dan sudah tidak lagi menggunakan tindakan yang persuasive.
Dengan diintimidasi oleh target kerja ada sebuah kata yang lebih halus selalu mengekori PO untuk berargumentasi, “karena tindakannya dilakukan sebagai tindakan TEGAS” bukan KERAS…(yang sering diperhadapkan pada pandangan orang sebagai tindakan yang tidak bermoral). Tentunya dengan pemikiran yang lebih terkontrol dalam pananganan emosi sangatlah penting yg tentunya HIKMAT dari pada TUHAN sangat - sangat dibutuhkan segingga sebuah transformasi dapat terjadi..
Rabu tanggal 30 Juni 2010 team 2 manado bergerak kearah mapanget bermaksud menyelesaikan masalah ibu martje Legi anggota kelompok matombotombolan dibawah pembinaan Nobertus Loho, kelompok yang dengan rasa kebersamaan dan persaudaraan yang sudah terbina oleh pendampingan JHB sangat meresponi dengan masalah ibu martje legi yang sedang sakit stroke dan mengakibatkan kelompok menanggung angsurannya sampai setoran ke 11 namun semuanya ada batasnya oleh karena itu kelompok memintakan bantuan dari JHB untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebuah penilaian awal ibu marjte menghindar dari Team 2 manado sehingga dibutuhkan waktu sebulan untuk bisa ketemu lokasi rumah anaknya tinggal karena yang bersangkutan mendapatkan perawatan di rumah tersebut ( Perumahan CBA GOLD Mapanget ) kira-kira 2 Km dari lokasi kelompok, setelah melakukan perencanan yg matang tanggal 30 Juni 2010 team yang dipimpin oleh ibu Diana selaku kepala Cabang Manado langsung menuju kerumah ibu martje yang secara kebetulan suaminya ada.
Team yang terdiri dari Nobertus Loho,Jeims Kumampung dan Yonfree Wonua sesuai rencana hanya ingin menanyakan dan memberikan jalan keluar yang terbvaik sesuai dengan kondisi dari keluarga, namun pada saat memasuki rumah langsung disambut oleh ibu Marjte dan suaminya, terlihat sambutan mereka sangat kaku dan terlihat raut wajah yang sangat takut sehingga sampai berkomunikasi dengan team, ibu dan bapak sangat gugup. Dengan melihat kondisi tersebut apalagi ibu martje masi dalam keadaan sakit (stroke) team langsung mengalihkan pembicaraan dengan bahasa yang lebih kearah kepedulian pada keadaan keluarga dan perkembangan sakit yang ia derita.
TEGAS sering diartikan keras dan sering di katakana tidak bermoral namun tidak tegaspun selalu dikatakan penakut,lembek dan akan dianggap enteng. Bagaimana kalu kita diperhadapkan pada kondisi tersebut diatas..haruskah kita mengajak mereka untuk berdoa atas kelalaian mereka???.Puji Tuhan Hikmat dari TUHAN senantiasa menyertai…,dengan berpikir tenang,dengan pengaturan emosi, kalimat demi kalimat yang terungkap bisa menggugah ibu martje dan suaminya dan dengan hati yang terasa tentram tidak ada yang merasa terintimidasi Team 2 bisa membawa ibu dan bapak masuk dalam DOA yang pada saat itu di bawakan oleh Bpk Jeims Kumampung dam setelah itu dengan itikad baik dari ibu martje dan bapak, mereka membayar hutang mereka tanpa ada yang merasa terintimidasi (Nilai uang yang dibayarkan pada saat itu Rp 500.000,-)………….,bahkan setelah Team keluar dari rumah, ibu martje dan bapak mmengantar team dengan senyuman mereka yang terlihat jelas saat mereka berdiri di depan pintu rumah dan malambaikan tangan mereka dengan mengucapkan selamat jalan dan TERIMA KASIH…..
by. Yonfree Wonua (supervisor team 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar